Sukses
Pandawa Lima seperti menggoda orang untuk “mengotak – atik” keberadaan
Wong Aksan. Maklum, oleh sebagian orang gaya permainannya dianggap ikut
memberi warna dalam album tersebut. Tak sedikit pula yang berpendapat
bahwa Kirana adalah sumbu ledak sukses yang sesungguhnya. Mana yang
benar, tak pernah ada kata putus. Karena urusan seni tidak bisa
dipecahkan secara eksak.
Yang pasti malah kabar kejelasan status Wong Aksan sendiri. Terhitung
sejak 4 Juni 1998, dia diberhentikan sebagai personel Dewa 19. suka atau
tidak ,inilah kabar yang harus “ditelan” oleh para Baladewa.
Pertentangan antara Wong Aksan dengan personel lain sudah cukup lama
beredar dan menjadi santapan media massa. Aksan bukan tidak menyadari
kasak kusuk tentang dirinya. Tetapi karena tak ada pernyataan resmi dari
manajemen Dewa19, persoalan itu dianggapnya beres2 saja. Dia malah
pernah menanyakannya langsung kepada Dhani ,Andra, dan Didiet Dada, soal
dirinya. Tak ada jawaban dari pertemuan itu.
Pihak Dewa 19 memang pernah memberikan usulan agar Aksan mengundurkan
diri, tapi dia menolak dengan tegas,karena memang tidak pernah berpikir
untuk keluar. Kecuali, katanya ,manajemenlah yang mengeluarkan dirinya.
Ahmad dhani ingat betul bagaimana persoalan ini akhirnya diselesaikan
secara tuntas.
“sore iut, pukul 16.00 WIB, saya dan Didiet bertemu dengan Aksan di kafe
Regal, Mall Pondok Indah, Jakarta Selatan.setelah melalui pembicaraan
yang cukup panjang, akhirnya Aksan menerima keputusan manajemen kami.
Dan seperti yang bisa diduga, media massa pun heboh, dan berlomba2
memburu kami.”
Aksan sendiri kemudian memilih tutup mulut, semata2 karena malas
membicarakan hal tersebut. Setelah Dewa19 memberhentikannya, dia mengaku
masih banyak yang masih bisa dilakukannya.
Bagaimana pun, Aksan merasa bangga sempat bergabung dengan grup musik
sebesar Dewa19. dia mengagumi Dhani sebagai musisi jenius yang punya
kemampuan dalam membaca tren. Sayang, dianggapnya kurang terbuka pada
kritik dari luar karena sudah merasa dirinya superior. Karena itu,
secara pribadi dia lebih mengagumi Andra Junaidi yang dianggapnya
seorang musisi besar.
Selama bergabung, Wong Aksan mengaku banyak mencuru ilmu dari mereka.
Sebaliknya, menurut dia ,mereka tidak bisa mencuri ilmu yang
dimilikinya,karena masing2 tak pernah mau terbuka. Lantas ,apa komentar
PT.Aquarius Musikindo?
“yang pasti, kami lebih melihat resiko kerugiannya lebih besar ketimbang
keuntungannya. Ini sebuah publikasi yang buruk,” kata Suwardi Widjaya
yang terpaksa menunda rencana pengerjaan album ke-5.
NYARIS BUBAR
Hiruk – pikuk seputar konflik Dewa 19 akhirnya mereda juga. Ahmad Dhani
dan Andra mulai memusatkan perhatiannya pada Ari Lasso yang
ketergantungannya pada Drugs telah menyita energi mereka.
Kasus Ari Lasso mungkin menjadi contoh konkrit bagaimana popularitas
mampu mengubah perilaku seseorang. Sebagai figure yang namanya
menjulang, Ari tampaknya tidak cukup siap menerima kepungan jadwal show
yang ketat , juga rutinitas latihan yang kadang memang sering terasa
membosankan. Jiwa nya mulai stress dan dia berusaha mencari jalan keluar
melalui caranya sendiri. Akibatnya , ya itulah , Drugs menjebaknya.
“Drugs bukan Cuma memporak porandakan kehidupan pribadi Arid an Erwin ,
tapi juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19. berbagai tawaran
manggung terpaksa kami tolak. Karena sering pada saat manggung, Ari
tampil dengan kondisi yang payah. Baru beberapa lagu saja suaranya sudah
drop. Padahal dia merupakan ujung tombak. Saking jengkel, sekali waktu
pernah Andra mengancam akan menghentikan tur panjang yang tengah kami
jalani.”
“kalau keadaan begini terus, mendingan Dewa nggak usah manggung lag!”
Peristiwa ini terjadi seusai Dewa19 main di Banyuwangi, oktober 1997.
“kami sendiri mengaku tidak mampu bersikap tegas terhadap Ari dan
Erwin,karena terus terang mereka punya posisi tawar yang tinggi.
Maklumlah ,keduanya merupakan sosok potensial. Meledaknya penjualan
album Pandawa Lima antara lain disebabkan lagu Kirana ciptaan Erwin
Prast.
Belakangan Andra dan Dhani pusing tujuh keliling karena Ari menghilang
entah kemana. Dari PT. Aquarius Musikindo masing2 personel telah
mengambil royalti untuk album baru sebanyak 200.000 keping. Artinya ,
Ari dan personel lain harus menyelesaikan hal ini. Tetapi karena
keberadaannya sulit diketahui,yang ketiban pulung tentu saja Dhani dan
Andra. Apalagi mereka diberi tenggat waktu selambat2nya bulan agustus
1999 album terbaru harus sudah selesai penggarapannya.
Maka, belingsatanlah dua sekawan itu. Semua teman dan kenalan dikerahkan
untuk mencari tahu dimana keberadaan Ari Lasso. Tapi yang dicari bagai
lenyap ditelan bumi. Setelah berbilang bulan tak kunjung ketemu. Pihak
Aquarius mengambil keputusan untuk membuat album The Best Of Dewa
19.dimana Dewa19 hanya diminta membuatkan dua lagu untuk dimasukkan
kedalam album tersebut. Sebuah penyelesaian yang melegakan, sebenarnya.
Dhani dan Andra segera menyiapkan materinya. Kelak , kedua lagu tersebut
berjudul Elang dan Persembahan Dari Surga. Yang jadi persoalan,
bagaimana lagu2 tersebut akan dibuat jika menemukan Ari sulitnya minta
ampun?
“akhirnya Ari muncul juga. Tapi kondisinya memprihatinkan. Sama sekali
tak ada tanda2 membaik, bahkan sebaliknya memburuk. Walaupun saya pernah
mengancam dia kalau sampai bulan januari 1999 masih tidak sembuh juga ,
kami akan memecatnya.”
Lain lagi yang dilakukan Andra Junaidi. Melihat tongkrongan temannya
sudah tidak karu2an, ia berpikir untuk membubarkan Dewa 19. sebab,
menurutnya mereka tumbuh dan membangun nama Dewa19 bersama. Sekarang
tinggal berdua . jadi ,untuk apa diteruskan lagi? Apalagi Ari merupakan
salah satu kekuatan.
Yang mengherankan, kenapa Ari Lasso mendapat perhatian besar, sedangkan
Erwin yang juga sama2 “pemakai” sepertinya terluput begitu saja?
Ternyata ,ini ada alasannya. Mereka yakin betul bahwa Erwin akan sembuh
dengan sendirinya jika dijauhkan dari Ari Lasso. Andra punya analogi
yang bagus buat menggambarkan alasannya.
“yang penting dia harus dipisahkan dari pasangan “striker”nya.”
Lantas sejak kapan sebenarnya Ari terlibat Drugs?
“keterlibatan Ari yang bersuara magis itu sebenarnya berlangsung lama.
Bahkan mungkin lebih lama dari yang dibayangkan orang selama ini, yaitu
sekitar tahun 1995. saat itu Ari sudah dalam kondisi yang mencemaskan
dan secara sukarela mengajukan pengunduran dirinya sebelum pembuatan
album Pandawa Lima.
Permintaan ini tentu tidak begitu saja diluluskan. Saya juga mikir dua
kali untuk melepasnya. Gila saja kalau Dewa19 harus muncul tanpa Ari
Lasso. Tapi saya yakin Ari akan bisa eksis tanpa embel2 nama Dewa19.
Kami lantas mengambil jalan tengah. Ari diberi kesempatan selama enam
bulan untuk beristirahat seraya mengupayakan terapi penyembuhan. Tidak
berhasil. Kemudian, dengan resiko kehilangan kesempatan manggung, Ari
masih kami beri kesempatan enam bulan lagi. Eh ,malah semakin
terjerembab. Kepalang tanggung, saya dan Andra memberi kesempatan
ketiga. Sementara itu, seperti yang dikatakan Andra, Erwin Prast mulai
berangsur2 membaik.
Akan tetapi kesabaran kami toh ada batasnya. Melihat kondisi Ari Lasso
semakin mengkhawatirkan,kami merasa tidak punya pilihan lain kecuali
menyetop vokalis itu. Sebuah resiko yang tidak kecil, karena kemungkinan
Dewa19 ditinggalkan penggemar bukan tidak ada. Tapi sebenarnya sama
saja,kok. Yang namanya penggemar itu selalu datang dan pergi. Bahkan
jika pun Ari tetap kami pertahankan.”
Itulah mungkin yang disebut dinamika dunia musik. Selalu ada talrik ulur
kepentingan. Bahwa kebenaran dan keburukan bagai dua sisi mata uang
yang sulit dipisahkan. Ada saat2 yang memaksa pelakunya untuk bersikap
realistis. Kondisi inilah yang akhirnya coba dilakukan oleh pasangan
Ahmad Dhani dan Andra Junaidi. Mereka terpaksa melepas Ari Lasso,
personel yang turut berjasa membesarkan nama Dewa19, dengan murung.
Boleh jadi, kepergiannya dari Dewa19 yang didahului oleh pro dan kontra
itu telah memberi inspirasi Dhani Manaf untuk mengutip puisi Kahlil
Gibran sebagai lirik lagu Elang. Sebuah pilihan yang tepat untuk
menggambarkan kepergian Ari Lasso.
Aku ingin terbang tinggi.. seperti Elang...
Melewati siang malam.. menembus awan...
Ini tanganku...
untuk kau genggam...
Ini tubuhku...
untuk kau peluk...
Ini bibirku...
untuk kau cium...
Tapi tak bisa kau miliki…
sumber : tulisan Denny MR di majalah Hai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar