Minggu, 16 Maret 2014

DEWA 19 (Chapter 4 - Final) : Tak Ada Lagi Ari yang Lain

Sukses Pandawa Lima seperti menggoda orang untuk “mengotak – atik” keberadaan Wong Aksan. Maklum, oleh sebagian orang gaya permainannya dianggap ikut memberi warna dalam album tersebut. Tak sedikit pula yang berpendapat bahwa Kirana adalah sumbu ledak sukses yang sesungguhnya. Mana yang benar, tak pernah ada kata putus. Karena urusan seni tidak bisa dipecahkan secara eksak.
Yang pasti malah kabar kejelasan status Wong Aksan sendiri. Terhitung sejak 4 Juni 1998, dia diberhentikan sebagai personel Dewa 19. suka atau tidak ,inilah kabar yang harus “ditelan” oleh para Baladewa.

Pertentangan antara Wong Aksan dengan personel lain sudah cukup lama beredar dan menjadi santapan media massa. Aksan bukan tidak menyadari kasak kusuk tentang dirinya. Tetapi karena tak ada pernyataan resmi dari manajemen Dewa19, persoalan itu dianggapnya beres2 saja. Dia malah pernah menanyakannya langsung kepada Dhani ,Andra, dan Didiet Dada, soal dirinya. Tak ada jawaban dari pertemuan itu.

Pihak Dewa 19 memang pernah memberikan usulan agar Aksan mengundurkan diri, tapi dia menolak dengan tegas,karena memang tidak pernah berpikir untuk keluar. Kecuali, katanya ,manajemenlah yang mengeluarkan dirinya. Ahmad dhani ingat betul bagaimana persoalan ini akhirnya diselesaikan secara tuntas.

“sore iut, pukul 16.00 WIB, saya dan Didiet bertemu dengan Aksan di kafe Regal, Mall Pondok Indah, Jakarta Selatan.setelah melalui pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya Aksan menerima keputusan manajemen kami. Dan seperti yang bisa diduga, media massa pun heboh, dan berlomba2 memburu kami.”

Aksan sendiri kemudian memilih tutup mulut, semata2 karena malas membicarakan hal tersebut. Setelah Dewa19 memberhentikannya, dia mengaku masih banyak yang masih bisa dilakukannya.

Bagaimana pun, Aksan merasa bangga sempat bergabung dengan grup musik sebesar Dewa19. dia mengagumi Dhani sebagai musisi jenius yang punya kemampuan dalam membaca tren. Sayang, dianggapnya kurang terbuka pada kritik dari luar karena sudah merasa dirinya superior. Karena itu, secara pribadi dia lebih mengagumi Andra Junaidi yang dianggapnya seorang musisi besar.

Selama bergabung, Wong Aksan mengaku banyak mencuru ilmu dari mereka. Sebaliknya, menurut dia ,mereka tidak bisa mencuri ilmu yang dimilikinya,karena masing2 tak pernah mau terbuka. Lantas ,apa komentar PT.Aquarius Musikindo?

“yang pasti, kami lebih melihat resiko kerugiannya lebih besar ketimbang keuntungannya. Ini sebuah publikasi yang buruk,” kata Suwardi Widjaya yang terpaksa menunda rencana pengerjaan album ke-5.

NYARIS BUBAR

Hiruk – pikuk seputar konflik Dewa 19 akhirnya mereda juga. Ahmad Dhani dan Andra mulai memusatkan perhatiannya pada Ari Lasso yang ketergantungannya pada Drugs telah menyita energi mereka.

Kasus Ari Lasso mungkin menjadi contoh konkrit bagaimana popularitas mampu mengubah perilaku seseorang. Sebagai figure yang namanya menjulang, Ari tampaknya tidak cukup siap menerima kepungan jadwal show yang ketat , juga rutinitas latihan yang kadang memang sering terasa membosankan. Jiwa nya mulai stress dan dia berusaha mencari jalan keluar melalui caranya sendiri. Akibatnya , ya itulah , Drugs menjebaknya.

“Drugs bukan Cuma memporak porandakan kehidupan pribadi Arid an Erwin , tapi juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19. berbagai tawaran manggung terpaksa kami tolak. Karena sering pada saat manggung, Ari tampil dengan kondisi yang payah. Baru beberapa lagu saja suaranya sudah drop. Padahal dia merupakan ujung tombak. Saking jengkel, sekali waktu pernah Andra mengancam akan menghentikan tur panjang yang tengah kami jalani.”

“kalau keadaan begini terus, mendingan Dewa nggak usah manggung lag!”

Peristiwa ini terjadi seusai Dewa19 main di Banyuwangi, oktober 1997.

“kami sendiri mengaku tidak mampu bersikap tegas terhadap Ari dan Erwin,karena terus terang mereka punya posisi tawar yang tinggi. Maklumlah ,keduanya merupakan sosok potensial. Meledaknya penjualan album Pandawa Lima antara lain disebabkan lagu Kirana ciptaan Erwin Prast.

Belakangan Andra dan Dhani pusing tujuh keliling karena Ari menghilang entah kemana. Dari PT. Aquarius Musikindo masing2 personel telah mengambil royalti untuk album baru sebanyak 200.000 keping. Artinya , Ari dan personel lain harus menyelesaikan hal ini. Tetapi karena keberadaannya sulit diketahui,yang ketiban pulung tentu saja Dhani dan Andra. Apalagi mereka diberi tenggat waktu selambat2nya bulan agustus 1999 album terbaru harus sudah selesai penggarapannya.

Maka, belingsatanlah dua sekawan itu. Semua teman dan kenalan dikerahkan untuk mencari tahu dimana keberadaan Ari Lasso. Tapi yang dicari bagai lenyap ditelan bumi. Setelah berbilang bulan tak kunjung ketemu. Pihak Aquarius mengambil keputusan untuk membuat album The Best Of Dewa 19.dimana Dewa19 hanya diminta membuatkan dua lagu untuk dimasukkan kedalam album tersebut. Sebuah penyelesaian yang melegakan, sebenarnya. Dhani dan Andra segera menyiapkan materinya. Kelak , kedua lagu tersebut berjudul Elang dan Persembahan Dari Surga. Yang jadi persoalan, bagaimana lagu2 tersebut akan dibuat jika menemukan Ari sulitnya minta ampun?

“akhirnya Ari muncul juga. Tapi kondisinya memprihatinkan. Sama sekali tak ada tanda2 membaik, bahkan sebaliknya memburuk. Walaupun saya pernah mengancam dia kalau sampai bulan januari 1999 masih tidak sembuh juga , kami akan memecatnya.”

Lain lagi yang dilakukan Andra Junaidi. Melihat tongkrongan temannya sudah tidak karu2an, ia berpikir untuk membubarkan Dewa 19. sebab, menurutnya mereka tumbuh dan membangun nama Dewa19 bersama. Sekarang tinggal berdua . jadi ,untuk apa diteruskan lagi? Apalagi Ari merupakan salah satu kekuatan.

Yang mengherankan, kenapa Ari Lasso mendapat perhatian besar, sedangkan Erwin yang juga sama2 “pemakai” sepertinya terluput begitu saja? Ternyata ,ini ada alasannya. Mereka yakin betul bahwa Erwin akan sembuh dengan sendirinya jika dijauhkan dari Ari Lasso. Andra punya analogi yang bagus buat menggambarkan alasannya.

“yang penting dia harus dipisahkan dari pasangan “striker”nya.”

Lantas sejak kapan sebenarnya Ari terlibat Drugs?
“keterlibatan Ari yang bersuara magis itu sebenarnya berlangsung lama. Bahkan mungkin lebih lama dari yang dibayangkan orang selama ini, yaitu sekitar tahun 1995. saat itu Ari sudah dalam kondisi yang mencemaskan dan secara sukarela mengajukan pengunduran dirinya sebelum pembuatan album Pandawa Lima.

Permintaan ini tentu tidak begitu saja diluluskan. Saya juga mikir dua kali untuk melepasnya. Gila saja kalau Dewa19 harus muncul tanpa Ari Lasso. Tapi saya yakin Ari akan bisa eksis tanpa embel2 nama Dewa19.

Kami lantas mengambil jalan tengah. Ari diberi kesempatan selama enam bulan untuk beristirahat seraya mengupayakan terapi penyembuhan. Tidak berhasil. Kemudian, dengan resiko kehilangan kesempatan manggung, Ari masih kami beri kesempatan enam bulan lagi. Eh ,malah semakin terjerembab. Kepalang tanggung, saya dan Andra memberi kesempatan ketiga. Sementara itu, seperti yang dikatakan Andra, Erwin Prast mulai berangsur2 membaik.

Akan tetapi kesabaran kami toh ada batasnya. Melihat kondisi Ari Lasso semakin mengkhawatirkan,kami merasa tidak punya pilihan lain kecuali menyetop vokalis itu. Sebuah resiko yang tidak kecil, karena kemungkinan Dewa19 ditinggalkan penggemar bukan tidak ada. Tapi sebenarnya sama saja,kok. Yang namanya penggemar itu selalu datang dan pergi. Bahkan jika pun Ari tetap kami pertahankan.”

Itulah mungkin yang disebut dinamika dunia musik. Selalu ada talrik ulur kepentingan. Bahwa kebenaran dan keburukan bagai dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Ada saat2 yang memaksa pelakunya untuk bersikap realistis. Kondisi inilah yang akhirnya coba dilakukan oleh pasangan Ahmad Dhani dan Andra Junaidi. Mereka terpaksa melepas Ari Lasso, personel yang turut berjasa membesarkan nama Dewa19, dengan murung.

Boleh jadi, kepergiannya dari Dewa19 yang didahului oleh pro dan kontra itu telah memberi inspirasi Dhani Manaf untuk mengutip puisi Kahlil Gibran sebagai lirik lagu Elang. Sebuah pilihan yang tepat untuk menggambarkan kepergian Ari Lasso.





Aku ingin terbang tinggi.. seperti Elang
...
Melewati siang malam.. menembus awan
...
Ini tanganku...

untuk kau genggam
...
Ini tubuhku...

untuk kau peluk...
Ini bibirku...

untuk kau cium
...
Tapi tak bisa kau miliki…




sumber :  tulisan Denny MR di majalah Hai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar