Minggu, 16 Maret 2014

Tulisan Pertama

Nama gue Mochamad Arifin
biasa di panggil arifin
gue buat blog ini sebenarnya gak sengaja... gue cuma ingin menyelamatkn tulisan yang berisi perjalanan Band favorit gue Dewa 19 di suatu Blog dulu.
dulu gue nemuin di suatu web.. tapi web itu mendadak tutup karna kebangkrutan..
3 dari 4 Chapter bisa gue selamatkan..
tapi Chapter ke-2 yang sulit... gue sulit nemuin... ampe keliling-keliling google pun susah...

dan Alhamdulillah akhirnya bisa gue temuin di salah satu web besar karya anak bangsa... kaskus...
langsung aja gue buru-buru selamatkan tulisan itu..

bagi yang penasaran bisa lihat pos 1-4 pertama gue... itu yang coba gue selamatkan..


gue seorang Baladewa... fans Dewa 19...

ya itu alasan tidak sengaja gue buat blog ini..

bagi yang ingin berkenalan dengan gue..

gue punya alamat twitter..

namanya @moch_arifin86

ya itulah sebagian dari diri gue...

bagi yang sengaja atau tidak sengaja terima kasih mau dengar apa yang gue tulis..
hahahaha
sengaja gue tulis gitu...

Terima kasih.

M.A-86

ABOUT ME

Gada yang spesial di hidup gue.. Gue cuma orang biasa sama seperti kalian.. namun hanya sedikit butuh perhatian.. butuh pengakuan.. bahwa gue ada..gue ada di sekitar kalian..

Layaknya manusia biasa seperti kalian.. kalian merasa gak??? saat ini jarang sekali orang ingin mendengarkan apa isi hati kita... kebanyakan orang sibuk dengan dirinya sendiri.. dan tidak mempedulikan orang lain... kemana sifat orang asli Indonesia yang saling peduli.. gotong royong... dan ramah tamah terhadap sesama...



Semakin modern jaman.. orang hanya asik dengan gedget mereka.... miris juga sih liatnya... ya tapi bukan pembrotakan akan jaman yang ingin gue ungkapkan..


Gue cuma mau ngungkapin apa yang ada di kepala gue.... ngungkapin aspirasi gue.... ngungkapin apa isi hati gue...

Karna sudah sulit ada orang yang ingin mendengarkan... Gue pun beralih ke dunia ini... dimana walau tidak sengaja seenggaknya ada yang melirik aspirasi dan kata hati gue lewat blog ini.... walau tidak peduli senggaknya hanya bisa melihat suatu isi hati seseorang...


Gue bukan penulis mahir.... gue hanya amatir yang cuma ingin mengekspresikan dalam bentuk lain...
gue gak ada niat curhat gak jelas...
tapi gue cuma ingin menuangkan dalam bentuk tulisan..
setidaknya walau tidak ada yang baca seenggaknya bisa jadi memori di masa nanti...
setidaknya coretan gue disini akan tetap membekas... mungkin bisa menjadi Inspirasi di kemudian hari...
hahahahaha

dari Ekspresi menjadi Inspirasi..
dari Luapan Hati menjadi Inovasi..


M.A-86

DEWA 19 (Chapter 4 - Final) : Tak Ada Lagi Ari yang Lain

Sukses Pandawa Lima seperti menggoda orang untuk “mengotak – atik” keberadaan Wong Aksan. Maklum, oleh sebagian orang gaya permainannya dianggap ikut memberi warna dalam album tersebut. Tak sedikit pula yang berpendapat bahwa Kirana adalah sumbu ledak sukses yang sesungguhnya. Mana yang benar, tak pernah ada kata putus. Karena urusan seni tidak bisa dipecahkan secara eksak.
Yang pasti malah kabar kejelasan status Wong Aksan sendiri. Terhitung sejak 4 Juni 1998, dia diberhentikan sebagai personel Dewa 19. suka atau tidak ,inilah kabar yang harus “ditelan” oleh para Baladewa.

Pertentangan antara Wong Aksan dengan personel lain sudah cukup lama beredar dan menjadi santapan media massa. Aksan bukan tidak menyadari kasak kusuk tentang dirinya. Tetapi karena tak ada pernyataan resmi dari manajemen Dewa19, persoalan itu dianggapnya beres2 saja. Dia malah pernah menanyakannya langsung kepada Dhani ,Andra, dan Didiet Dada, soal dirinya. Tak ada jawaban dari pertemuan itu.

Pihak Dewa 19 memang pernah memberikan usulan agar Aksan mengundurkan diri, tapi dia menolak dengan tegas,karena memang tidak pernah berpikir untuk keluar. Kecuali, katanya ,manajemenlah yang mengeluarkan dirinya. Ahmad dhani ingat betul bagaimana persoalan ini akhirnya diselesaikan secara tuntas.

“sore iut, pukul 16.00 WIB, saya dan Didiet bertemu dengan Aksan di kafe Regal, Mall Pondok Indah, Jakarta Selatan.setelah melalui pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya Aksan menerima keputusan manajemen kami. Dan seperti yang bisa diduga, media massa pun heboh, dan berlomba2 memburu kami.”

Aksan sendiri kemudian memilih tutup mulut, semata2 karena malas membicarakan hal tersebut. Setelah Dewa19 memberhentikannya, dia mengaku masih banyak yang masih bisa dilakukannya.

Bagaimana pun, Aksan merasa bangga sempat bergabung dengan grup musik sebesar Dewa19. dia mengagumi Dhani sebagai musisi jenius yang punya kemampuan dalam membaca tren. Sayang, dianggapnya kurang terbuka pada kritik dari luar karena sudah merasa dirinya superior. Karena itu, secara pribadi dia lebih mengagumi Andra Junaidi yang dianggapnya seorang musisi besar.

Selama bergabung, Wong Aksan mengaku banyak mencuru ilmu dari mereka. Sebaliknya, menurut dia ,mereka tidak bisa mencuri ilmu yang dimilikinya,karena masing2 tak pernah mau terbuka. Lantas ,apa komentar PT.Aquarius Musikindo?

“yang pasti, kami lebih melihat resiko kerugiannya lebih besar ketimbang keuntungannya. Ini sebuah publikasi yang buruk,” kata Suwardi Widjaya yang terpaksa menunda rencana pengerjaan album ke-5.

NYARIS BUBAR

Hiruk – pikuk seputar konflik Dewa 19 akhirnya mereda juga. Ahmad Dhani dan Andra mulai memusatkan perhatiannya pada Ari Lasso yang ketergantungannya pada Drugs telah menyita energi mereka.

Kasus Ari Lasso mungkin menjadi contoh konkrit bagaimana popularitas mampu mengubah perilaku seseorang. Sebagai figure yang namanya menjulang, Ari tampaknya tidak cukup siap menerima kepungan jadwal show yang ketat , juga rutinitas latihan yang kadang memang sering terasa membosankan. Jiwa nya mulai stress dan dia berusaha mencari jalan keluar melalui caranya sendiri. Akibatnya , ya itulah , Drugs menjebaknya.

“Drugs bukan Cuma memporak porandakan kehidupan pribadi Arid an Erwin , tapi juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19. berbagai tawaran manggung terpaksa kami tolak. Karena sering pada saat manggung, Ari tampil dengan kondisi yang payah. Baru beberapa lagu saja suaranya sudah drop. Padahal dia merupakan ujung tombak. Saking jengkel, sekali waktu pernah Andra mengancam akan menghentikan tur panjang yang tengah kami jalani.”

“kalau keadaan begini terus, mendingan Dewa nggak usah manggung lag!”

Peristiwa ini terjadi seusai Dewa19 main di Banyuwangi, oktober 1997.

“kami sendiri mengaku tidak mampu bersikap tegas terhadap Ari dan Erwin,karena terus terang mereka punya posisi tawar yang tinggi. Maklumlah ,keduanya merupakan sosok potensial. Meledaknya penjualan album Pandawa Lima antara lain disebabkan lagu Kirana ciptaan Erwin Prast.

Belakangan Andra dan Dhani pusing tujuh keliling karena Ari menghilang entah kemana. Dari PT. Aquarius Musikindo masing2 personel telah mengambil royalti untuk album baru sebanyak 200.000 keping. Artinya , Ari dan personel lain harus menyelesaikan hal ini. Tetapi karena keberadaannya sulit diketahui,yang ketiban pulung tentu saja Dhani dan Andra. Apalagi mereka diberi tenggat waktu selambat2nya bulan agustus 1999 album terbaru harus sudah selesai penggarapannya.

Maka, belingsatanlah dua sekawan itu. Semua teman dan kenalan dikerahkan untuk mencari tahu dimana keberadaan Ari Lasso. Tapi yang dicari bagai lenyap ditelan bumi. Setelah berbilang bulan tak kunjung ketemu. Pihak Aquarius mengambil keputusan untuk membuat album The Best Of Dewa 19.dimana Dewa19 hanya diminta membuatkan dua lagu untuk dimasukkan kedalam album tersebut. Sebuah penyelesaian yang melegakan, sebenarnya. Dhani dan Andra segera menyiapkan materinya. Kelak , kedua lagu tersebut berjudul Elang dan Persembahan Dari Surga. Yang jadi persoalan, bagaimana lagu2 tersebut akan dibuat jika menemukan Ari sulitnya minta ampun?

“akhirnya Ari muncul juga. Tapi kondisinya memprihatinkan. Sama sekali tak ada tanda2 membaik, bahkan sebaliknya memburuk. Walaupun saya pernah mengancam dia kalau sampai bulan januari 1999 masih tidak sembuh juga , kami akan memecatnya.”

Lain lagi yang dilakukan Andra Junaidi. Melihat tongkrongan temannya sudah tidak karu2an, ia berpikir untuk membubarkan Dewa 19. sebab, menurutnya mereka tumbuh dan membangun nama Dewa19 bersama. Sekarang tinggal berdua . jadi ,untuk apa diteruskan lagi? Apalagi Ari merupakan salah satu kekuatan.

Yang mengherankan, kenapa Ari Lasso mendapat perhatian besar, sedangkan Erwin yang juga sama2 “pemakai” sepertinya terluput begitu saja? Ternyata ,ini ada alasannya. Mereka yakin betul bahwa Erwin akan sembuh dengan sendirinya jika dijauhkan dari Ari Lasso. Andra punya analogi yang bagus buat menggambarkan alasannya.

“yang penting dia harus dipisahkan dari pasangan “striker”nya.”

Lantas sejak kapan sebenarnya Ari terlibat Drugs?
“keterlibatan Ari yang bersuara magis itu sebenarnya berlangsung lama. Bahkan mungkin lebih lama dari yang dibayangkan orang selama ini, yaitu sekitar tahun 1995. saat itu Ari sudah dalam kondisi yang mencemaskan dan secara sukarela mengajukan pengunduran dirinya sebelum pembuatan album Pandawa Lima.

Permintaan ini tentu tidak begitu saja diluluskan. Saya juga mikir dua kali untuk melepasnya. Gila saja kalau Dewa19 harus muncul tanpa Ari Lasso. Tapi saya yakin Ari akan bisa eksis tanpa embel2 nama Dewa19.

Kami lantas mengambil jalan tengah. Ari diberi kesempatan selama enam bulan untuk beristirahat seraya mengupayakan terapi penyembuhan. Tidak berhasil. Kemudian, dengan resiko kehilangan kesempatan manggung, Ari masih kami beri kesempatan enam bulan lagi. Eh ,malah semakin terjerembab. Kepalang tanggung, saya dan Andra memberi kesempatan ketiga. Sementara itu, seperti yang dikatakan Andra, Erwin Prast mulai berangsur2 membaik.

Akan tetapi kesabaran kami toh ada batasnya. Melihat kondisi Ari Lasso semakin mengkhawatirkan,kami merasa tidak punya pilihan lain kecuali menyetop vokalis itu. Sebuah resiko yang tidak kecil, karena kemungkinan Dewa19 ditinggalkan penggemar bukan tidak ada. Tapi sebenarnya sama saja,kok. Yang namanya penggemar itu selalu datang dan pergi. Bahkan jika pun Ari tetap kami pertahankan.”

Itulah mungkin yang disebut dinamika dunia musik. Selalu ada talrik ulur kepentingan. Bahwa kebenaran dan keburukan bagai dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Ada saat2 yang memaksa pelakunya untuk bersikap realistis. Kondisi inilah yang akhirnya coba dilakukan oleh pasangan Ahmad Dhani dan Andra Junaidi. Mereka terpaksa melepas Ari Lasso, personel yang turut berjasa membesarkan nama Dewa19, dengan murung.

Boleh jadi, kepergiannya dari Dewa19 yang didahului oleh pro dan kontra itu telah memberi inspirasi Dhani Manaf untuk mengutip puisi Kahlil Gibran sebagai lirik lagu Elang. Sebuah pilihan yang tepat untuk menggambarkan kepergian Ari Lasso.





Aku ingin terbang tinggi.. seperti Elang
...
Melewati siang malam.. menembus awan
...
Ini tanganku...

untuk kau genggam
...
Ini tubuhku...

untuk kau peluk...
Ini bibirku...

untuk kau cium
...
Tapi tak bisa kau miliki…




sumber :  tulisan Denny MR di majalah Hai

DEWA 19 (Chapter 3) : Terbaik Terbaik

Setelah mendengarkan materi album ketiga yang secara musikal lebih kuat dari album pertama, PT. Aquarius semakin yakin bahwa Dewa19 merupakan sekelompok musisi yang yang diberi anugerah Tuhan dalam kemampuan mencipta karya seni. Album itu sangat kuat dalam konsep, seperti bisa disimak dalam eksperimen sound drum lagu Terbaik Terbaik yang sekaligus dijadikan judul album.

Temanya sendiri belum beranjak dari urusan cinta dengan segala bentuk kekenesannya. Simak saja judul2 yang mereka siapkan: Satu Hati (Kita Semestinya), Cinta ‘kan Membawamu Kembali atau Jalan Kita Masih Panjang.

“Seperti dalam Format Masa Depan, sektor penyanyi latar tetap mendapat perhatian serius, hanya saja kini terjadi pergantian personel. Nama Nita Tilana atau Netta tidak tercantum lagi. Sebagai gantinya muncul Reza (Satu Hati) Mitha Sardi (Terbaik Terbaik) yang sekarang lebih dikenal dengan nama Shelomita, dan Lilo (Cukup Siti Nurbaya). Rere, sementara itu,mengisi drum untuk keseluruhan lagu.

Ketika diluncurkan pada 1995. album ketiga yang diberi judul Terbaik Terbaik ini langsung melesat laksana meteor, terutama setelah video klip Cukup Siti Nurbaya secara gencar di tayangkan berbagai stasiun televisi. Dalam tempo yang tidak terlalu lama, menyusul klip Satu Hati (Kita Semestinya),dan Cinta ‘Kan Membawamu Kembali. Album ini mencapai penjualan tertinggi,mencapai angka 500.000 keping.”

Jika konsep Format Masa Depan memperlihatkan alur bermusik yang jelas, maka Terbaik Terbaik lebih menunjukkan kelas Dewa19 sebagai ikon baru musik pop Indonesia. Lirik percintaan yang sanggup membuat para cewek menggelepar-gelepar , serta keindahan notasi yang selalu terjaga, memaksa grup sejenisnya untuk menyisihkan jalan bagi langkah mereka. Dewa19 adalah contoh grup yang berhasil memadukan idealisme dengan komersialisme.

“Dewa sangat istimewa dan matang. Jadi ,secara komersil berhasil, secara kualitas dapat pengakuan.”. kata Adi Kla.

Pernyataannya bukan sekedar pujian kosong. Terbukti video klip Cukup Siti Nurbaya keluar sebagai nominee MTV Viewer Choice, mengalahkan Bangbang Tut-nya Slank. Sebuah kemenangan penuh arti bagi Ahmad Dhani, mengingat Slank termasuk grup yang diidolakannya.

Keberhasilan ini berimbas pada membanjirnya ribuan surat dari penggemar. Hal ini menyadarkan mereka untuk segera membenahi system manajeman. Apalagi berbagai media cetak telah sering menyorot keberadaan manajemen mereka yang masih dianggap kurang rapi. Johannes Pudji Adi Andaya (puput), teman sekelas Dhani semasa di SMU 2 ,direkrut untuk melakukan pembenahan. Maka berdirilah Mahameru Hijau 91 Production sebagai manajemen resmi Dewa19. Mahameru diambil dari nama gunung yang pernah didaki Dhani dan Ari Lasso.



WONG AKSAN BERGABUNG



Beberapa saat setelah album Terbaik Terbaik selesai digarap, Dhani Manaf berkenalan dengan Wong Aksan, seorang drummer jebolan Folkwang Musik Schule, Jerman. Mereka cepat akrab satu sama lain. Dari obrolan2 sembari nongkrong. Dhani menawari Aksan untuk menjadi personel tetap Dewa19, berhubung sudah dua album mereka menggunakan drummer additional. Gayung pun bersambut.

Melalui Aksan pula, Dewa 19 berkawan dengan Wolf D. Arndt. Cowok kelahiran Jerman ini yang menggarap rekaman Chicken Takes Time, grup Aksan semasa bersekolah disana. Dia senang dipanggil si srigala, meski tampangnya jauh dari kesan angker.

Rekruting Wong Aksan sebenarnya tanpa didahului oleh pembicaraan antara personel. Erwin Prast, Ari , dan Andra Junaidi sebenarnya merasa kurang cocok dengan karakter permainan Aksan yang condong ke jazz. Mereka kepengen mengusulkan agar orang tersebut diangkat sebagai pemain tamu saja. Tetapi keputusan Dhani Manaf untuk mengangkat Aksan rupanya mendahului rencana tersebut. Protes mereka akhirnya menguap didasar hati. Perlahan tapi pasti, setitik api mulai meletik di dalam sekam. Permainan Wawan dan Aksan memang jelas berlainan.

“Tapi kalo senyumnya sih, sama. Cara fotonya juga.” Komentar Ari sambil cekikikan. Sebuah ungkapan yang nampaknya mempunyai lebih dari satu arti.



PUTRA JAYA DAN PUPUT KELUAR



Dalam karir Dewa19 ,sukses dan kemelut selalu hadir beriringan. Setiap persoalan nampaknya kerap dibiarkan menggantung. Perhatikan saja, setelah penjualan Terbaik Terbaik melambung tinggi,mereka terpaksa berpisah dengan Putra Jaya. Tak lama kemudian diikuti oleh Puput yang Cuma bertahan satu tahun. Dia merasa tak kerasan karena Mahameru yang semula di proyeksikan sebagai manajemen yang menangani seluruh aktivitas akhirnya hanya sibuk membalas surat2 dari penggemar. Artinya, secara manajerial Dewa19 justru mengalami kemunduran. Tapi sebuah sumber mengatakan bahwa kepergian Puput sebenarnya akibat pertengkaran yang hebat dengan Wong Aksan.

Ada apa antara Puput dengan Aksan?

Ketika di konfirmasi , Puput cepat mengelak dengan mengatakan bahwa antara mereka hanya terjadi salah paham. Ah, bukankah itu sekedar kalimat penghalusan saja, atau penyederhanaan dari kemelut yang selalu menelikung grup tersebut? Ahmad Dhani tak berusaha memungkiri kenyataan ini.

“Pada akhirnya, Dewa19 nyaris kayak terminal, orang keluar masuk dengan alasan masing2 . tak lama setelah kepergian Puput misalnya, sudah hadir penggantinya. Yaitu Rio. Setelah itu dig anti Didiet Dada, karyawan studio Era Music Surabaya, tempat latihan Dewa19 saat memulai karir.”

Toh ,ditangan Didiet, status manajer tetap mengambang. Banyak yang mengatakan semua itu dikarenakan Dhani Manaf cenderung ingin menangani segala permasalahan. Keputusan2 yang dibuat Didiet seringkali menjadi mentah karena Dhani punya pertimbangan sendiri. Tak jelas ,siapa yang salah memberi kedudukan. Yang pasti, dimata Dhani , Didiet memang tak lebih dari pelaksana lapangan!

Melihat perilaku Didiet Dada yang anteng2 saja pada waktu itu, boleh jadi ia tak merasa terusik dengan polah temannya itu. Dengar saja bagaimana dia berkomentar: “ Di Indonesia ini belum ada yang namanya artis professional. Bahklan yang semi professional pun mana ada.”

Nah ,kalo Wawan dipecat dengan alasan bukan pemain professional, lantas siapa dong yang professional? Lantas,dimana fungsi manajer?

“Dari dulu sebenarnya kami belum punya manajer yang sesungguhnya. Yang bener2 ngurusin manajemen Dewa secara keseluruhan. Yang ada Cuma manajer tur.. selama ini kami nggak punya manajer yang mau mikirin bagaimana band ini bisa eksis, bisa jadi gede, laku,” kata Ahmad Dhani.

Meski banyak keputusan yang lahir darinya,Dhani Manaf tetaplah seorang yang memiliki keterbatasan. Tanyalah sejumlah panitia atau promotor yang pernah mengundang Dewa19. niscaya mereka bisa mengungkap berbagai cerita pahit seputar proses negosiasi yang seringkali dibatalkan secara sepihak. Pembatalan sering dikarenakan kesibukan sekolah sebagian personelnya yang tidak bisa ditinggal.

Terhadap kenyataan ini, Dhani Manaf yang sudah mengucapkan “selamat tinggal” pada bangku sekolah, Cuma bisa pasrah.

“Kami memang masih setengah professional.”

Rio F. Sulaeman, manajer yang sempat menangani Dewa19, juga merasakan betul bagaimana sulitnya mengatur jadwal kegiatan mereka. Selain karena tempat mangkalnya di Surabaya sana, sementara Rio mengendalikannya dari Jakarta,juga karena terlalu banyak keputusan lahir dari tangan Dhani. Merasa tidak tahan dengan kondisi yang “fluktuatif” seperti it, Rio memilih hengkang dan bergabung dengan GIGI. Setelah itu Didiet muncul menggantikan posisinya.

“Barisan penyanyi latar Dewa19 juga sepertinya nyaris tak berhenti keluar masuk. Baik untuk keperluan rekaman maupun show. Setelah Nita Tilana, Shelomita dan Reza, giliran Frida yang mengundurkan diri dengan alas an ingin bersolo karir, dan terakhir Fika yang berhenti karena menikah. Dalam situasi seperti itulah Maya berkali2 muncul sebagai “penyelamat” , tapi, belakangan setelah menikah dengan saya dan punya anak pertama, Mochamad Chairil Alfarel Ghazali, Maya pun mulai mengurangi kegiatan sebagai penyanyi latar.”





LIMA PLATINUM



Kemelut boleh datang silih berganti. Namun aktivitas bermusik Dewa19 terus berlangsung. Mereka telah bersiap untuk menggarap album ke-4. dan entah ada hubungannya dengan kehadiran Aksan dan Wolf , atau memang sudah direncanakan, konsep albumnya sama sekali berbeda dengan album2 yang telah mereka rilis. Kali ini tidak lagi dipadati oleh irama yang membius sukma. Sebaliknya , yang yang muncul adalah pameran nada2 tegas seperti yang diperdengarkan lewat Aspirasi Putih yang kaya oleh idiom rock atau Kamulah Satu-satunya yang berbau country.

Ada sebuah lagu menarik berjudul Sebelum Kau Terlelap yang memperlihatkan hasil kerja keras Erwin Prast. Boleh dibilang dialah yang mengisi seluruh ritme dari awal sampe akhir lewat harmoni bass, sementara Wong Aksan melengkapinya dengan pemakaian premiere jazz drum kid, yaitu bass drum berukuran kecil.

Perhatikan pula petikan Andra Junaidi pada Kirana. Disitu dia menggunakan multi effect Eventide H 3000, yang berhasil memberi riak pada lagu ciptaan Erwin Prast yang sebenarnya berirama amat datar itu. Jangan kaget, untuk mendapatkan sound gitarnya saja ia menghabiskan waktu 7 jam! Sementara Wong Aksan seakan tak mau kalah. Ia melepas snare drumnya, sehingga menghasilkan sound yang aneh. Sebuah eksperimen yang berani.

Demi sebuah efisiensi, proses mixing ini dilakukan di Basement Studio, Jerman.

“Kami nggak perlu sepuluh otak untuk melakukan sepuluh pekerjaan.”

Ditangani oleh perangkat berteknologi tinggi dan serba computer, tak berarti semua pekerjaan tak luput dari kesalahan. Pada lagu Kirana yang pengerjaanya paling melelahkan itu, vokal Ari Lasso dianggap kerendahan. Itu artinya dia musti mengulang pengisian suara (take vokal ulang kemudian dilakukan di studio On, Bandung, milik Doel sumbang). Bukan Cuma itu, pengulangan juga ldilakukan untuk lagu Sebelum Kau Terlelap. Kali ini Ari Lasso diminta menggantikan vokal Dhani Manaf. Kabarnya Dhani sendiri belakangan merasa tak yakin hasilnya akan bagus.

“Dibanding album2 terdahulu. Pandawa Lima memperlihatkan perbedaan yang nyata. Lagu2 didalamnya tidak lagi berpuntir- puntir pada melodi cinta semata. Percayalah kini Dewa19 tampil ngerock lengkap dengan distorsi gitar serta nada2 lugas yang dimainkan Andra Junaidi. Bertambahnya usia para personel agaknya cukup berpengaruh kepada corak permainan. Andra kini tidak terlalu” mengumbar” improvisasi.

Sekarang kami nggak cengeng lagi. Jadi, lagu2 di album ini memang agak keras dan berat. Ini berbeda dengan album2 dulu, yang materinya banyak bicara tentang cinta. Kenapa? Karena jiwa kami waktu itu memang seperti itu,” papar Ahmad Dhani.

Bagi siapapun yang mengikuti perkembangan musik Dewa19 dari album ke album, pasti akan merasakan perbedaan yang mencolok antara Pandawa Lima dengan tiga album sebelumnya yang rata2 dikemas dengan aransemen yang bening. Setiap bunyi selalu mengekspresikan maksud atau tema sebuah kalimat. Sedangkan konsep musik Pandawa Lima banyak melakukan eksperimen dan boleh dibilang sangat maju. Contoh kecil saja lagu Suara Alam.

Disitu ada suara synthesizer yang meluncur lewat Roland Guitar Synthesizer. Jelas bukan synthesizer biasa. Dengan alat inilah Pat Metheny biasa tampil. Dewa 19 khusus mengundang Yjork,seorang gitaris professional dari Jerman. Konyolnya, karena personel Dewa19 umumnya penggemar Pat Metheny, akhirnya si Yjork “dipaksa” memainkan teknik Pat Metheny itu.

Lalu pada Aku Disini Utukmu, entah gimana caranya Andra Junaidi berhasil menemukan sirkulasi sound yang terdengar aneh. Perlu diketahui bahwa Andra juga memperdengarkan suara gitar ebow ,yang saat itu merupakan orang Indonesia pertama yang menggunakan alat tersebut. Sekadar informasi, The Edge dari U2 menggunakannya juga dalam With Or Without You.

Wong aksan lain lagi. Pada lagu Cindi dia menggunakan snare drum berukuran paling gede. Persis yang digunakan oleh Roger Taylor (Queen). Sedang Ahmad Dhani memakai Hammond B yang dikombinasi dengan Leslie sewaktu bersolo keyboard di lagu ini. Nah ,kalo mau menyimak pameran sampling. Dengarlah Selatan Jakarta. Dhani yang rajin ngoleksi drum loop sampling CD. Dengan koleksi samplingnya itulah, Dhani membuat drum loop yang berkesan suara alam.

“Dengan serangkaian eksperimen seperti itu ,dan meninggalkan patron yang biasa digunakan sebagai dasar pengerjaan album2 sebelumnya, bisa dimengerti jika pihak Aquarius terkaget2 menyimak hasilnya. Terutama pada warna pukulan Wong Aksan yang sangat nge jazz. Ada usul agar konsep perubahannya tidak seradikal itu. Tapi kami bersikeras tidak mau melakukan revisi.

Kami nggak mau terikat kepada satu jenis musik tertentu. Kalo memang harus ngejazz, kenapa tidak?”

Unsure jazz sebenarnya sudah pernah disusupkan mereka melalui lagu Selamat Ulang Tahun dari album Format Masa Depan. Hanya saja , kali ini memang lebih terang2an. Andra sendiri kini tak banyak melakukan penjelajahan nada.

Di dunia musik seringkali timbul pertanyaan: bagaimanakah membuat sebuah lagu supaya laku? Sampai sekarang belum pernah terjawab, karena memang tidak pernah ada rumusannya. Sering sebuah materi yang diperhitungkan bakal diterima publik luas, malahan disambut sepi. Begitu juga sebaliknya.

“Ihwal album Pandawa Lima, hingga menjelang peluncurannya, PT Aquarius Musikndo masih terlihat ketar-ketir. Bagaimana mungkin melepas sebuah album dengan konsep yang sama sekali berbeda dengan album sebelumnya yang sudah jelas2 diterima masyarakat luas?.

Tapi ternyata kenyataan berbicara lain. Eksperimen aneh yang dilakukan Dewa19 justru mengundang rasa ingin tahu penggemarnya. Respons pasar bereaksi dengan cepat begitu video klip Kirana ditayangkan sejumlah televisi.

Penjualan terus melambung terutama setelah penayangan video klip Aku Disini Untukmu, dan Kamulah Satu-satunya. Walhasil, album yang semula mengundang perdebatan terjual diatas 800.000 keping!.

“Sebagai orang yang telah bertekad untuk mati hidup di musik, saya memang tak akan pernah berhenti untuk bereksperimen bermodal ketajaman estetika dalam bermusik. Obsesi untuk mebangun studio rekaman sendiri sudah terwujud dengan investasi awal Rp.100 juta, diluar lahan. Begitu juga keinginan saya menjadi seotang produser sudah dibuktikan dengan album sosloReza, mantan penyanyi Dewa19 yang meledak itu.”

Sayang, sukses besar album Pandawa Lima harus berbanding lurus dengan masalah yang tengah dialami dua personel grup tersebut, yaitu Erwin Prasetya dan Ari Lasso. Sudah lama kedua orang itu memiliki ketergantungan pada drugs.

Semula gejalanya terlihat pada Ari Lasso yang sering terlambat latihan , atau tiba2 menghilang entah kemana jika tengah kumpul2. lama kelamaan, pemakaian drugs nya semakin parah. Celakanya, Erwin pun mulai ikut2an . proses pengerjaan album Pandawa Lima pun bukannya tanpa masalah. Beruntung segala kesulitan yang menghadang pada saat itu akhirnya terhibur oleh hasil penjualan yang nyaris mencapai 1 juta keeping. Artinya , mereka telah mengantongi 5 Platinum untuk album tersebut. Tapi tentu bukan dikarenakan sukses tersebut masalah keterlibatan Ari dan Erwin dibiarkan berlarut2, padahal cenderung mengkhawatirkan. Andra junaidi, Dhani Manaf dan mereka yang berada dilingkungan manajemen Dewa19, kebingungan mengatasinya.




sumber :  tulisan Denny MR di majalah Hai

DEWA 19 (Chapter 2) : Persembahan dari Surabaya

Ada satu katalis hal yang dengan mulus melambungkan nama Dewa 19 sebagai bintang yang bersinar dikawasan indonesia timur.

Pertama, kami tidak mengobarkan semangat musik cadas sebagai mana banyak dilakukan grup asal Surabaya dan sekitarnya. Saat dibentuk pada 1991, Surabaya tengah digempur heavy metal. Setiap grup baru yang lahir seolah2 terpanggil untuk membawakan musik keras Judas Priest, Iron Maiden, scorpions, MotorHeads, dan entah siapa lagi,merupakan pendekar cadas yang lagu2nya wajib diraungkan diatas panggung. Lewat konsep musik yang lahir untuk “tidak menjadi siapa2” kami tetap bermain dijalur pop rock yang secara pasar memiliki magnet paling besar dibanding jenis musik lain.

Kedua , lirik lagu2 kami tidak bicara soal penindasan, kritik sosial,atau ungkapan heroisme lainnya. Cukup mengangkat tema yang umum2 saja, seperti problema anak muda dengan segala tetek bengek urusan cinta yang terkadang malah kedengaran cengeng. Tapi kami tidak sekadar tampil ngepo. Ada keseimbangan dalam hal konsep, yaitu antara notasi dan tema lagu yang selalu terjaga. Mungkin melalui kekuatan inilah kami melejit lain daripada yang lain. Tidak heran jika lagu2 seperti Kangen, I Swear , atau Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi lebih mudah diterima pembeli kaset diwilayah yang lebih luas.

Di Jakarta, misalnya Dewa 19 menjadi pembicaraan anak2 gedongan, atau pelajar disejumlah sekolah elit. Panggung demi panggung menjadi saksi bagaimana kami membuat penonton cewek menangis histeris.

Di tengah kesibukan jadual manggung kamipun mulai menyiapkan materi album baru yang diberi judul Format Masa Depan.





WAWAN KELUAR



“Dalam tubuh Dewa 19 ,penghasilan selama ini lebih ditentukan oleh besar kecilnya kontribusi yang bersangkutan. Semula aturan main seperti ini disetujui oleh semua personel. Namun belakangan, ketidak puasan dirasakan oleh Drummer kami, Wawan.

Padahal dalam album kangen, Wawan hanya menulis satu lagu, yaitu lagu Dewa dan Si mata Uang, sementara saya dan Andra jauh lebih banyak.

Pada saat dilakukan rekaman musik dasar untuk album Format Masa Depan, Wawan rupanya tidak mampu menyimpan kegelisahan hatinya. Secara terbuka, ia menuntut pembagian yang sama, dan itu jelas tak dapat kami terima, mengingat sudah ada kesepakatan dalam hal ini. Namun yang lebih penting, kami sudah merasa tidak cocok dengan permainannya. Tekhnik Wawan sudah ketinggalan…

Meski begitu, ia melaksanakn tugasnya untuk tetap ikut rekaman. Tapi ketika prosesnya tengah berlangsung, ia terserang penyakit tipus yang mengharuskannya istirahat di Surabaya. Karena tetap tak puas dengan hasil permainannya, saya akhirnya memutuskan untuk menghapus isiannya sebanyak 5 lagu, dan menggantinya dengan permainan Ronald yang waktu itu sebagai drummer GIGI.

Mendengar hal ini Wawan seolah menyadari bahwa ia memang harus merelakan posisinya di Dewa 19 untuk digantikan orang lain. Maka, ketika kami tampil di Open Air Fakultas Hukum Unair, yang letaknya persis di depan rumah Wawan, ia meminta saya untuk segera menemuinya. Saya pun datang tanpa didampingi Andra , Erwin , maupun Ari Lasso. Disitu secara resmi ia menyatakan ingin keluar.

Dewa 19 segera melanjutkan penggarapan album terbaru. Namun ditengah jalan, Ronald menyatakan ingin konsentrasi dengan GIGI, Rere dari Grass Rock adalah satu2nya drummer andal yang paling cocok untuk konsep album kami, yang bisa dimintai kesediaanya menyelesaikan lagu yang tersisa.

Dalam album Format Masa Depan kami melakukan eksplorasi disektor penyanyi latar. Misalnya ,dengan mendatangkan Paduan Suara Fakultas tekhnik UI untuk lagu Format Masa Depan, dan almarhumah Nita Tilana untuk lagu Still I’m Sure We’ll Love Again. Ada juga Aku Milikmu yang menampilkan Maya Estianti, cewek yang sekarang menjadi istri saya. Sebenarnya tema lagu ini pun didapat dari cerita percintaan kami, seperti halnya Sembilan Hari. Bagaimana cerita selengkapnya, biarlah itu hanya saya dan Maya yang tahu.”

Ihwal Wawan, Dewa 19 masih memberi kesempatan untuk memikirkan rencana pengunduran dirinya terhitung sejak bulan Mei sampai dengan Juli 1994. Artinya, pintu masih terbuka baginya. Apa boleh buat, Wawan memilih benar2 cabut.

“Banyak yang bilang bahwa saya adalah figur yang dominan dalam tubuh Dewa 19. komentar itu ada benarnya. Karena berbeda dengan Andra , Erwin , atau Ari Lasso yang umumnya cenderung kalem , saya lebih spontan dalam menyampaikan sesuatu.

Sejak Dewa 19 berdiri, peran saya bukan cuma mencipta lagu atau menyusun aransemen. Sikap sebagai pengambil keputusan ini sebenarnya sudah sering saya lakukan sejak masih duduk di SMU. Dilingkungan sekolah, selain dibenci, saya merasa banyak juga yang mengagumi saya.”

Ahmad Dhani juga bukan tipikal orang yang mudah melupakan perlakuan orang terhadap dirinya, terutama yang sifatnya tidak menyenangkan. Sebagai contoh ,suatu hari rambut panjangnya dibabat habis oleh guru bahasa inggris. Padahal ketika itu dia sudah mati2an menyembunyikannya dibalik kemeja. Eh . masih ketahuan juga. Dia Cuma mengomel dalam hati meski sebenarnya sangat naik pitam. Sekarang , jika teringat peristiwa itu, kadang perasaan jengkelnya masih suka timbul.

Kini mari kita simak kembali penuturannya.

“setelah album kedua dirilis, saya memutuskan hijrah ke Jakarta ,karena disanalah pusat kegiatan bisnis,terutama bisnis musik. Surabaya tak banyak menjanjikan bagi orang yang haus perkembangan seperti saya.

Sendirian berada dijakarta menjadikan peran saya semakin menonjol dari personel Dewa19 lainnya. Secara alamiah saya juga jadi menangani segala tetek bengek urusan kontrak manggung,termasuk berhubungan dengan Media Cetak , Elektronik dan lain sebagainya.

Meski terbilang laris, hasil penjualan Format Masa Depan masih berada dibawah album Kangen, yaitu sekitar 350.000 keping. Hasil penjualan memang tak selalu identik dengan kualitas, karena sering hal ini berkorelasi dengan strategi pemasaran. Itu sebabnya, komentar dari teman2 musisi cukup menghibur kami.

Persoalannya, yang namanya strategi pemasaran selalu memiliki konteks dengan pendanaan yang tidak sedikit. Tuntutan ini jelas sulit dipenuhi oelh Putra Jaya Husin sebagai produser eksekutif yang dalam ikatan kerja sama dengan kami bertindak atas nama pribadi. Walhasil, antara kondisi keuangan dengan tuntutan perubahan dari personel Dewa19 menjadi dua titik yang sulit dipertemukan.

Menghadapi tuntutan personel Dewa19 akan sistem promosi yang maksimal, Putra Jaya Husin sepertinya tidak punya pilihan lain kecuali bersikap realistis. Artinya , suka atau tidak, ia harus menyerahkan kepemilikan master rekaman Dewa19 kepada pihak PT. Aquarius Musikindo. Maka terhitung sejak tanggal 24 September 1994, grup musik potensial dari kawasan Indonesia timur itu secara total berada dibawah naungan Aquarius.



sumber :  tulisan Denny MR di majalah Hai 

DEWA 19 (Chapter 1) : Disini Untukmu

Inilah kisah sekelompok pelajar SMPN 6 Surabaya, jawa timur, yang punya kegilaan pada musik dan bersepakat membentuk grup band bernama Dewa. Mereka adalah Ahmad Dhani (keyboard, vocal), Erwin Prasetyo (bas), Andra Junaidi (gitar), dan Setiawan Juniarso/Wawan (drum).

Keseharian mereka sebenarnya biasa saja. Hampir2 tak bisa dibedakan dari remaja kebanyakan. Kalaupun ada hal yang membedakan ,itu adalah seringnya mereka bolos sekolah untuk bisa laltihan band.

Mereka biasa latihan dirumah Setiawan Juniarso (akrab dipanggil Wawan), yang terletak di dalam komplek Universitas Airlangga, dengan peralatan yang boleh dibilang sekadarnya. Karena itu, kadang masing2 harus patungan Rp.20.000 untuk bisa berlatih distudio beneran , yaitu Era Musik Surabaya.,yang dikelola Didiet Dada. Tapi, sering juga uang yang terkumpul tak cukup untuk bayar sewa studio. Akhirnya ,terpaksa ngutang dulu.’ Kan sudah kenal dengan karyawan disana.

Semula grup ini pengibar setia lagu2 Toto dan grup musik beraliran pop lainnya. Tetapi kemudian pindah haluan ke jazz setelah suatu hari Erwin Prast memperkenalkan lagu2 Casiopea.

Akibatnya ,Dhani yang semula lebih senang musik rock mendadak ikut2an keranjingan jazz. Tidak kepalang tanggung, ia bercita2 grupnya ingin terkenal seperti Karimata atau Krakatau, dua grup jazz tenar saat itu. Belakangan, bukan hanya Casiopea yang mereka mainkan, tapi juga Uzeb dan Chick Corea.Wawan yang merasa fanatik pada musik rock tentu saja kecewa. Dewa sudah tidak seperti yang dia bayangkan pada saat dibentuk dulu. Ia pun keluar dan membentuk grup Outsider bersama seorang temannya bernama Ari Lasso. Tapi setahun kemudian Ari bergabung dengan Phytagoras. Dewa sendiri berubah nama menjadi Down Beat, diambil dari nama sebuah majalah jazz terkenal.Down beat sempat menjadi “raja Festival”, antara lain menyabet juara I festival band se-SLTA ’90 dan juara II Jarum Super Festival. Sementara Phytagoras juara II Festival Rock Indonesia yang digelar promotor Log Zhelebour. Singkat cerita , kedua grup tersebut sama2 punya taring.

Namun ternyata jazz bagi Down Beat adalah persinggahan semata. Ketika muncul nama Slank dari Jakarta, meraka berubah pikiran lagi. “kami ingin besar seperti mereka “ kata Ahmad Dhani. Wawan pun dipanggil “pulang” dan Ari Lasso pun ikut boyongan. Nama Dewa kembali dikibarkan, kali ini dengan embel2 19, angka yang menunjukan rata2 usia personelnya. Jangan salah, musik yang mereka mainkan bukanlah rock seperti Slank , tapi pop seperti semula.

Seorang teman sekelas Wawan bernama Harun Salahudin diam2 tertarik pada konsep yang dimainkan mereka. Ia menawarkan investasi awal sebesar Rp.10 juta untuk memodali bikin master rekaman.

Setelah menghitung anggaran, ternyata jumlah tersebut terasa minim. Soalnya, mereka telah memutuskan untuk bikin rekaman di Jakarta ,mengingat fasilitas studio di Surabaya dianggap kurang memadai. Jalan keluarnya? Segala pengeluaran dibuat seirit mungkin. Setiba di Jakarta , mereka mengangkut sendiri ransel berisi peralatan ke Studio 15. penghematan terutama dilakukan pada pemakaian jadwal. Kendati begitu, toh mereka masih sanggup mendatangkan musisi tamu untuk lagu2 tertentu. Diantaranya pemain Bintang Indriarto untuk lagu Kukan Datang (Kangen) dan Widjang & Dandy sebagai programmer lagu Rein.

Pokoknya saat itu Dewa19 bekerja habis2an untuk album perdana. Tentu dengan segala keterbatasan yang ada, termasuk pengusahaan studio rekaman dan biaya yang pas2an. Toh, mereka bertekad untuk menghasilkan yang terbaik mengingat album yang tengah digarap akan menjadi titik tolak perjalanan mereka ke depan.

Setelah seluruh lagu selesai digarap, Wawan, Ari, dan Andra pulang ke Surabaya untuk meneruskan kegiatan sekolah masing2. Dhani Manaf memilih bertahan di Jakarta, untuk mencari distributor yang mau diajak kerjasama. Tapi ternyata mendapat peluang seperti yang diangankan bukan pekerjaan mudah, apalagi Dhani termasuk pendatang baru untuk urusan ini.



TURUN NAIK BUS



“saya segera mendatangi puluhan distributor rekaman yang ada dijakarta secara door to door. Naik menenteng- nenteng master rekaman. Kalau dipikir, sengsara juga waktu itu. Apalagi, yang ditemui umumnya menolak dengan alas an materinya kurang menjual. Sementara itu duit dikantong makin menipis. Saya sempat frustasi, sampai akhirnya seorang produser dari Team Record bernama pak Jan N. Djuhana menunjukan ketertarikan pada lagu kangen dan Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi. (rupanya tanpa sepengetahuan mereka, materi diatas sampai ke tangan Pak Jan melalui Ipoenk, operator album tersebut).

Pak Jan nampaknya yakin betul bahwa lagu2 tersebut potensial untuk menjadi hit. Apalagi ketika ia mendengar komentar James F. Sundah, komposer beken yang menciptakan lagu Lilin-Lilin Kecil-nya Chrisye”

“wah, gila .ini bener2 new act, bukan new comer lagi namanya,” kata Pak Jan D. Djuhana menirukan komentar James F. Sundah.

“lucunya, pak Jan sendiri saat itu belum pernah bertemu dengan saya maupun personel Dewa lainnya. Ia mendapatkan demo tersebut dari seorang kenalan. Nah ,si kenalan ini mendapatkan “barang” tersebut dari orang yang namanya Ipoenk, operator yang menggarap demo 19 di studio 15. itu sebabnya, begitu Team Record memutuskan untuk “mengambil” Dewa19, Pak Jan malah kebingungan mencari kami.,”

Ketika proses pencarian personel Dewa19 berlangsung, ,kondisi Team Record sendiri sebenarnya sedang mengalami krisis. Pemiliknya sudah berniat menutup perusahaan rekaman tersebut. Tak heran jika setelah mendengar lagu2 tadi, Pak Jan melihat adanya peluang untuk “memperpanjang nyawa “ Team Record. “kalau mereka (Dewa19) suatu saat muncul,ini emas buat kita,” kata Pak Jan dihadapan sejumlah staf Team Record. Ternyata, akhirnya ia bertemu dengan si pemilik master. Ya ,Harun Salahudin itulah. Rupanya selama pihak Team Record bikin pertimbangan, Harun “bergerilya” ke hampir setiap perusahaan rekaman di Jakarta untuk menawarkan master tersebut. Hasilnya , nihil.

Terjadilah proses negosiasi. Kesanggupan Harun untuk menanggung seluruh biaya promosi melegakan hati Pak Jan. Artinya, Team Record cuma tinggal mendistribusikan.

Pada saat itu satu2nya acara musik ditelevisi yang di anggap paling bergengsi adalah Selekta Pop punya TVRI. Ongkos sekali tayang Rp. 5 juta. James F. Sundah yang mengaku sudah kesengsem dengan konsep musik Dewa19 langsung menawarkan diri untuk membuatkan video klip Kangen (waktu itu belum ada istilah video klip). Berbekal biaya Rp.2,5 juta, James dan rombongannya segera bertolak ke TVRI Yogyakarta untuk syuting. Team Record segera menyerahkan hasilnya berupa Umatic ke TVRI. Total biaya yang dikeluarkan untuk biaya promosi adalah Rp. 7,5 jut. Termasuk besar , loh.!

Setelah muncul di Selekta Pop , lagu Kangen mendapat respons sangat bagus permintaan pasar langsung melonjak. Saking bersemangat, Harun Salahudin sampai berniat menjual BMW-nya untuk menambah biaya promosi Dewa 19 agar lebih gencar, kalau saja tidak keburu dicegah Pak Jan.

“wah, nanti kalau mobil itu gak keganti gimana”. Kata Pak Jan tertawa.





TERLARIS BASF





“Album pertama Dewa 19 diluar dugaan memang meledak. Menurut Pak Jan, penjualannya mencapai angka 170.000 keping (pada saat itu). Untuk mengantisipasi membanjirnya permintaan manggung, Harun segera mengangkat Pamannya ,Putra Jaya Husin, sebagai manajer kami.

Melambungnya penjualan kaset kami ternyata tidak berhasil menolong Team Record. Perusahaan itu tak sanggup memasok permintaan pasar karena keadaan Team Record yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Akhirnya Team Record bekerja sama dengan PT. Aquarius Musikindo yang bersedia mengambil alih hak edar album tersebut. Maka terhitung sejak saat itu, PT. Aquarius Musikindo adalah pemegang hak edar atas album Dewa19, sementara kepemilikan tetap berada ditangan Harun Salahudin sebagai eksekutif produser.

PT. Aquarius Musikindo menilai bahwa promosi album Kangen harus dioptimalkan. Tetapi karena membutuhkan dana yang tidak keci, Harun terpaksa angkat tangan dan menyerahkan kepemilikan master grup Dewa19 kepada PT. Aquarius Musikindo. Dengan begitu, Aquarius dapat menjalankan promosi lebih leluasa.

Dengan strategi promosi yang baru yang lebih terencana, penjualan album Kangen melejit sampai 400.000 keping. Nama Dewa19 benar2 meroket sebagai bintang yang bersinar dari kawasan indonesia timur. Dalam ajang musik BASF Awards, kami berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus, yaitu Pendatang Baru Terbaik dan Album Terlaris 1993.

Sementara itu antara kami dengan Harun Salahudin terdapat ketidak cocokan pendapat. Ia kemudian mengundurkan diri. Posisinya sebagai produser eksekutif berpindah tangan ke Putra Jaya..” kata Ahmad Dhani.



sumber :  tulisan Denny MR di majalah Hai